SAO PAULO (20/2/2023) — Otoritas di negara bagian Sao Paulo Brasil mengatakan sedikitnya 36 orang tewas dalam banjir besar dan tanah longsor. Akibat kejadian ini, beberapa kota membatalkan perayaan Karnaval tahunan. Video menunjukkan lingkungan tergenang air, jalan raya banjir dan puing-puing tertinggal setelah rumah tersapu. Tim penyelamat telah berjuang untuk menjangkau korban selamat dan membuka blokir jalan.
Lebih dari 600 mm hujan turun di beberapa daerah pada hari Minggu (19/2/2023), dua kali lipat jumlah yang diharapkan untuk bulan tersebut. “Tim SAR tidak berhasil mencapai beberapa tempat; situasinya kacau balau,” kata Walikota Sao Sebastiao Felipe Augusto. Kota ini terkena dampak paling parah. “Kami belum mengukur skala kerusakannya. Kami berusaha menyelamatkan para korban,” tambahnya.
Lusinan orang hilang di kota tersebut dan sekitar 50 rumah telah runtuh dan hanyut, tambah Augusto, yang juga mengatakan situasinya tetap “sangat kritis”.
Pemerintah negara bagian melaporkan sedikitnya 35 kematian di Sao Sebastiao Ratusan telah mengungsi dan dievakuasi. “Sayangnya, kita akan mengalami lebih banyak kematian,” kata seorang pejabat pertahanan sipil kepada surat kabar Folha de Sao Paulo.
Sementara itu, para pejabat mengatakan 228 orang lainnya kehilangan tempat tinggal, dengan 338 lainnya dievakuasi dari daerah pesisir utara Sao Paulo.
Bencana tersebut terjadi di enam kota di negara bagian: Sao Sebastiao, Caraguatatuba, Ilhabela, Ubatuba, Guaruja dan Bertioga. Gubernur Negara Bagian Tarcisio de Freitas mengatakan dia telah mengucurkan dana setara dengan US$1,5 juta untuk membantu penanggulangan bencana.
Acara karnaval dibatalkan di sepanjang garis pantai utara, yang merupakan tujuan popular bagi turis kaya yang ingin menghindari perayaan pinggir jalan besar di kota-kota besar. Festival ini biasanya berlangsung selama lima hari menjelang festival Kristen Prapaskah dan perayaan penuh warna identik dengan Brasil.
Pelabuhan terbesar Amerika Latin di Santos juga ditutup karena kecepatan angin melebihi 55 Km per jam dan gelombang naik hingga lebih dari satu meter.
Presiden Luiz Inácio Lula da Silva, yang menghabiskan akhir pekan karnaval di negara bagian timur laut Bahia, mengatakan dia akan mengunjungi daerah yang terkena dampak pada hari Senin.
Dalam sebuah posting di Twitter, dia mengirimkan belasungkawa kepada mereka yang kehilangan orang yang dicintai dan berjanji untuk menyatukan pihak berwenang untuk menyediakan tim perawatan kesehatan dan penyelamat.
“Kami akan menyatukan semua tingkat pemerintahan dan, dengan solidaritas masyarakat, merawat yang terluka, mencari yang hilang, memulihkan jalan raya, sambungan listrik dan telekomunikasi di wilayah tersebut,” tulis da Silva.
Hujan yang lebih deras diperkirakan terjadi di daerah tersebut, mengancam akan membuat kondisi menjadi lebih buruk bagi tim darurat.
Kejadian cuaca ekstrem seperti banjir diperkirakan akan semakin sering terjadi seiring dengan semakin terasanya dampak perubahan iklim. Tahun lalu, hujan deras di tenggara kota Petropolis menewaskan lebih dari 230 orang. (BBCNEWS.COM)