JAKARTA (29/5/2023), BAMSOETNEWS.COM — Pendukung Recep Tayyip Erdogan merayakannya sampai larut malam setelah presiden lama Turki mengamankan lima tahun lagi kekuasaannya.
“Kemenangan bagi hampir 85 juta rakyat negeri ini,” katanya kepada orang banyak yang bersorak di luar istana besarnya di tepi Ankara. Tapi seruannya untuk persatuan terdengar hampa saat dia mengejek lawannya Kemal Kilicdaroglu, membidik pemimpin Kurdi yang dipenjara dan kebijakan pro-LGBT.
Pemimpin oposisi tidak secara eksplisit mengakui kemenangan. Bahkan mengeluh tentang “pemilihan yang paling tidak adil dalam beberapa tahun terakhir”. Kilicdaroglu menyebut partai politik presiden telah mengerahkan semua cara negara untuk melawannya.
Kemenangan Presiden Erdogan tercatat dengan lebih dari 52% suara berdasarkan hasil tidak resmi yang hampir lengkap. Pada akhirnya Kilicdaroglu bukan tandingan kampanye Erdogan. Walaupun dia membawa presiden ke putaran kedua untuk pertama kalinya sejak jabatan itu dipilih langsung pada tahun 2014.
Presiden memanfaatkan kemenangannya dengan maksimal, melalui pidato awal kepada para pendukung di atas bus di kota terbesar Turki, Istanbul, diikuti dengan pidato balkon dari istananya kepada kerumunan yang memujanya berjumlah 320.000 orang.
“Bukan hanya kami yang menang, Turki yang menang,” katanya dan menyebutnya sebagai salah satu pemilihan terpenting dalam sejarah Turki.
Dia mengejek kekalahan lawannya dengan kata-kata “Bye, bye, bye, Kemal” – nyanyian yang juga digunakan oleh para pendukungnya di Ankara. (BBCNEWS)