Makan Bisa Redakan Stres, Tapi Ini Syaratnya Kata Psikolog Klinis UI

Date:

Share post:

JAKARTA (6/12/2023), BAMSOETNEWS.COM — Psikolog klinis dewasa lulusan Universitas Indonesia Tiara Puspita, M.Psi, mengingatkan jika saat stres mendorong seseorang untuk makan maka ia harus memahami apakah dorongan itu disebabkan lapar, atau pelampiasan? Dia juga juga harus memahami porsi makan.

“Misalnya lagi lapar ingin makan kita tahu batasan porsi kita seberapa normalnya. Pada saat kita tidak sedang kelaparan itu yang penting karena itu yang bisa membantu kita menjaga seberapa banyak, sih, kita makan satu porsi ketika kita capek atau stres yang bawaannya lapar,” ucap psikolog klinis Tiara di Jakarta, Rabu (6/12/2023).

Beberapa orang kerap meredakan stresnya dengan mengonsumsi makanan kesukaan. Namun, sering kali dia secara tidak sadar makan dalam porsi banyak yang akhirnya akan menimbulkan masalah baru pada kesehatan. Saat stres biasanya porsi makan akan bertambah setengah dan itu datang secara tidak sadar. Jika memang sudah menjadi kebiasaan, Tiara menyarankan untuk berolahraga sesudahnya untuk membakar kalori sehingga makanan tersebut tidak mengendap dan bisa terkontrol kemudian hari.

Tiara juga sering menyarankan pasiennya yang tinggal sendiri untuk jangan menimbun makanan kemasan di rumahnya dalam jumlah yang banyak. Sebaiknya bagi porsi cemilan ke dalam kemasan lebih kecil agar tetap dalam batasan yang wajar.

“Hindari juga snacking (mengudap) sedikit tidak pada saat nonton TV, pakai kemasan wadah kecil sehingga nggak tanpa sadar habis, mau es krim, snack atau apapun itu,” kata dia.

Makan bisa jadi merupakan cara memberikan hadiah kepada diri sendiri yang dapat menenangkan kondisi yang sedang stres. Memberikan hadiah kepada diri sendiri juga bisa diterapkan pada anak-anak agar tidak terlalu jenuh dengan rutinitas.

Meskipun anak belum bisa mengerti gratifikasi untuk dirinya sendiri, orang tua bisa membimbing dengan tidak terlalu memforsir anak belajar dan membagi waktu anak untuk bersantai.

“Karena untuk melatih kontrol mereka kapan sih belajar, kapan boleh rileks itu bisa ditanamkan sejak dini untuk bisa mengontrol apa yang dia butuhkan apa yang dia inginkan bisa menyeimbangkan itu,” kata Tiara.

Orang tua juga bisa mencontohkan dengan sering mengajak anak berjalan-jalan atau mengingatkan untuk bersantai. Kenali juga preferensi kesukaan anak agar anak juga bisa menikmati waktu bersantainya dengan hal yang disukainya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

Berita Terkait

IMX 2025: Mendorong Kreativitas dan Ekonomi Indonesia ke Panggung Global

JAKARTA, BAMSOETNEWS.COM ---- Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo, menegaskan pentingnya peran Indonesia Modification & Lifestyle...

Jakarta E-Prix 2025: Perpaduan Balap Mobil Listrik dan Keberlanjutan

JAKARTA, BAMSOETNEWS.COM --- Jakarta siap kembali menjadi tuan rumah balapan mobil listrik dunia, Formula E, yang akan digelar...

Hasto Kristiyanto dan Kasus Harun Masiku: Permohonan Penjadwalan Ulang Pemeriksaan oleh KPK

JAKARTA, BAMSOETNEWS.CO.ID --- Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional, Ronny Talapessy menyatakan bahwa Sekretaris Jenderal...

Golden Globe Awards 2025: Daftar Pemenang dan Sorotan Utama

JAKARTA, BAMSOETNEWS.COM --- Ajang Golden Globe Awards 2025, yang diselenggarakan oleh Hollywood Foreign Press Association (HFPA), sukses digelar...